Dia datang dengan kata kata sayangnya, dan pergi begitu saja
bagaikan pecundangnya. Gua sadar dia udah gada rasa kegua. Dia datang dan
kembali sesuka hatinya, itulah permainan hati yg dia mainkan ke gua. Permainan
hatinya sederhana, tetapi merusak batin dan membuat hati gua capek.
Dan akhrinya, dia datang membawa kebahagian dan rasa sakit
yg mendalam. “jenuh!”. Kata kata yg tidak bisa dia katakan dengan mulut,
akhirnya terkatkan dengan sikap dia kegua. Kesalahan seseorang karna telah
merebutnya dari gua?. Tidak ada satu orang pun yg bisa disalahkan. Kecuali, gua
yg terlalu menyayanginya.
Dan gua udah sadar, bahwa “mantan itu ibarat tailalat.
Bagian dari hidupkita, tapi gapenting penting amat.”